Sejarah dan Evolusi Analisis Big Data
Konsep Big Data telah ada selama
bertahun-tahun kebelakang, sekarang sebagian besar organisasi mengerti bahwa
jika mereka mampu menampung semua data set besar yang mengalir ke dalam bisnis
mereka, maka mereka dapat menerapkan analisis dan mendapatkan manfaat/informasi
yang sangat berharga dari proses analisis tersebut.
Sekitar tahun 2005, orang mulai
menyadari bahwa ada banyak data yang dihasilkan pengguna melalui Facebook,
YouTube, dan layanan online lainnya. Hadoop, sebuah open-source software untuk
mengumpulkan dan menganalisa data dikembangkan pada tahun yang sama. NoSQL juga
mulai mendapatkan popularitas selama ini. Pengembangan software open-source
untuk data, seperti Hadoop (dan yang lebih baru, Spark) memiliki peran penting
dalam pertumbuhan big data karena mereka membuat data besar lebih mudah
digunakan dan lebih murah untuk disimpan. Pada tahun-tahun sejak saat itu,
volume big data terus meningkat. Pengguna masih menghasilkan data dalam jumlah
besar - tetapi itu bukan hanya manusia yang melakukannya.
Dengan munculnya Internet of
Things (IoT), lebih banyak objek dan perangkat terhubung ke internet. Produsen
pun melakukan pengumpulan data tentang pola penggunaan pelanggan dan kinerja
produk. Munculnya machine learning juga telah menghasilkan lebih banyak data.
Istilah Big
Data telah digunakan sejak 1990-an, dengan beberapa memberikan kredit kepada John Mashey untuk mempopulerkan istilah
itu. [18] [19] Data besar biasanya mencakup kumpulan data
dengan ukuran di luar kemampuan alat perangkat lunak yang biasa digunakan untuk menangkap , menyusun , mengelola, dan memproses data
dalam waktu yang telah berlalu. [20] Filosofi data besar mencakup data yang tidak terstruktur,
semi terstruktur dan terstruktur, namun fokus utamanya adalah pada data yang
tidak terstruktur. [21] "Ukuran" big data adalah target yang terus
bergerak, mulai 2012 mulai dari beberapa lusin terabyte hingga banyak zettabytes data. [22]
Data besar membutuhkan serangkaian teknik dan teknologi dengan bentuk integrasi baru untuk mengungkapkan wawasan dari kumpulan data yang beragam, kompleks, dan berskala besar.
Data besar membutuhkan serangkaian teknik dan teknologi dengan bentuk integrasi baru untuk mengungkapkan wawasan dari kumpulan data yang beragam, kompleks, dan berskala besar.
Jika kita lihat ke belakang
sebelum istilah Big Data dikenal, di tahun 1950-an bisnis pada saat itu sudah
menggunakan analisis konvensional, yang didasarkan pada spreadsheet yang dikaji
secara manual untuk mengungkap informasi berharga dan trend.
Lalu apa yang di tawarkan oleh analisis Big Data?
Benefit analisis big data di
bandingkan dengan analisis konvensional adalah kecepatan dan efisiensi.
Sebelum aplikasi analisis big
data muncul, bisnis akan mengumpulkan data ke dalam data warehouse dari
database enterprise seperti Oracle, DB2, MS SQL Server, kemudian melakukan
analisis untuk membantu pengambilan keputusan yang bermanfaat untuk masa depan
bisnis perusahaan.
Kendala yang dihadapi muncul
dengan pertumbuhan data yang sangat pesat dari berbagai jenis tipe data,
sehingga dengan analisis konvensional ada limitasi untuk dapat menampung data
set besar tersebut, waktu yang relatif lama diperlukan untuk menghasilkan
informasi berharga dari analisis.
Kemunculan teknologi analisis big
data memberikan solusi bagi bisnis untuk mendapatkan hasil analisis segera
bahkan real-time sekalipun, sehingga memberikan bisnis keunggulan dalam
berkompetisi.
0 komentar:
Posting Komentar