Aplikasi Konkret Big Data
Dengan semakin besarnya big data, dan
kemampuan pengolahan big data yang juga semakin canggih. Peng-aplikasian big
data saat ini sudah bukan isapan jempol belaka. Aplikasi big data yang awalnya
banyak ditujukan di perusahaan dengan tujuan marketing dan maintenance, saat
ini mulai digunakan di banyak bidang.
Big data yang begitu populer bahkan telah menarik perusahaan besar macam
IBM, Microsoft, SAP, HP, Dell, dan Oracle Corporation untuk berinvestasi lebih
dari US$ 15 miliar dalam pengembangan piranti lunak spesifik untuk manajemen
dan analisis big data.
Di tahun 2010 saja diketahui bahwa industri manajemen dan analisis big
data bernilai hingga US$ 100 miliar di seluruh dunia dengan nilai pengembangan
hingga 10% per tahunnya. Nilai ini mengalahkan nilai perkembangan bisnis
piranti lunak hingga 2 kali lipatnya.
Lalu bidang apa saja yang saat ini telah memanfaatkan teknologi big data
secara konkret?
1.
Pemerintahan
Boleh dibilang penggunaan big data di bidang pemerintahan membuat proses
pemerintahan jauh lebih mudah dan efisien. Meski demikian dengan penguasaan big
data, artinya pemerintah memiliki kontrol dan kendali yang semakin kuat atas
rakyatnya.
Salah satu pemanfaatan big data di bidang pemerintahan yang cukup
populer saat ini adalah sistem CRVS (Civil Registration and Vital
Statistics) yang diperkenalkan WHO sebagai pencatatan sipil yang
mencakup data kelahiran, kematian, secara detil termasuk penyebab kematian, dan
riwayat pernikahan dan perceraian.
Sistem seperti ini memang sudah populer sejak lama, di Indonesia sendiri
dijalankan oleh Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil).
Permasalahannya adalah, dengan cara tradisional ini akurasi data menjadi pertanyaan.
Big data lah jawabannya!
Beberapa negara yang menginisiasi CVRS berbasis big data diantaranya
adalah Rwanda, Oman, dan Selandia Baru. Adapula WHO dengan sistem Monitoring
of Vital Events (MOVE-IT) dan negara-negara afrika dengan
iCivil Africa nya.
2.
Layanan Kesehatan
Analisis big data memungkinkan para penyedia layanan kesehatan untuk
meningkatkan layanan secara keseluruhan. Hal ini mencakup pengobatan yang
ter-personalisasi, analisis peresepan obat, risiko pengobatan klinis, analisis
prediksi kesehatan, dan masih banyak lagi.
Apalagi di dunia kesehatan pengumpulan data bukanlah barang baru. Banyak
layanan kesehatan yang sudah memanfaatkan teknologi rekam medis elektronik yang
berisi informasi kesehatan secara digital.
Dengan adanya rekam medis elektronik sejak lama, teknologi manajemen dan
analisis big data saat ini bisa membantu para pemberi layanan kesehatan
melakukan analisis dari kumpulan rekam medis elektronik yang ada.
Satu-satunya permasalahan analisis big data di dunia kesehatan adalah
isu etik dan privacy. Karena big data yang terkumpul di
dalam dunia kesehatan umumnya merupakan data kesehatan pasien, yang di negara
manapun pasti dilindungi kerahasiaannya oleh undang-undang.
Wah semoga masalah terakhir ini bisa ditangani ya, karena bila analisis
big data benar-benar diimplementasikan secara 100% di bidang kesehatan
manfaatnya bisa sangat besar!
3.
Pendidikan
Bukan persoalan implementasi big data secara konkret, namun penemuan big
data saat ini membuat banyak institusi pendidikan menyadari bahwa ilmu
pengolahan data yang sebelumnya ada tidak cukup untuk menangani masalah big
data ini.
Saat ini banyak universitas di dunia, khususnya di Amerika Serikat
bahkan membuat program master (S2) yang ditujukan untuk mencetak master-master
di bidang pengolahan dan analisis big data ini.
Selain itu ada pula beberapa program singkat berupa private
bootcamp seperti The Data Incubator atau General Assembly yang
secara khusus memiliki tujuan mencetak ahli-ahli di bidang pengolahan dan analisis
big data.
Lebih lanjut lagi isu ini juga mencuat di sekolah-sekolah bisnis yang
ada di seluruh dunia. Sekolah-sekolah bisnis yang ada saat ini seharusnya sadar
bahwa seorang lulusan sekolah bisnis harus bisa menangani big data yang sudah
lagi tidak bersifat one-size-fits-all layaknya
pengolahan data tradisional.
Sehingga kemudian pada akhirnya mereka bisa mencetak konsultan bisnis
dan ahli marketing yang mampu mengolah big data secara keseluruhan.
4.
Media
Bicara soal pemanfaatan big data tentu saja kurang rasanya bila kita
tidak membahas penggunaannya di dalam dunia media. Karena media sosial saat ini
sebenarnya merupakan sekumpulan big data yang siap dikumpulkan dan dianalisis
oleh praktisi media.
Bila di zaman dahulu para praktisi ini biasa mengumpulkan informasi dari
koran, majalah, acara televisi secara tersendiri. Maka saat ini keberadaan
media sosial dan internet membuat para praktisi harus mengumpulkan jutaan data
terkait informasi konsumen hingga consument behavior di
dalamnya.
Tujuannya? Tentu saja iklan dan konten yang tertarget!
Kalau kamu masih bingung, pasti kamu sering ‘deh’ ketika membuka laman
website kamu melihat iklan yang seolah-olah sesuai dengan kebutuhanmu. Hal ini
adalah hasil dari pengolahan big data yang brilian.
Kamu yang memiliki minat terhadap gitar misalnya, pasti sehari-harinya
sering melakukan pencarian seputar gitar di Google. Malah mungkin beberapa kali
kamu tercatat pergi ke toko-toko gitar di Google Maps.
Dari situlah kemudian Google mendapat ‘masukan’ bahwa kamu (si user)
merupakan penggemar gitar, yang mungkin sedang mencari gitar terbaru. Kemudian
Google akan mengeluarkan output berupa iklan-iklan gitar yang seringkali muncul
ketika kamu membuka laman website.
Tujuannya? Tentu saja agar iklan tersebut sampai kepada kamu yang memang
tertarik dengan gitar. Akhirnya? Supaya kamu klik iklan tersebut, dan bahkan
bisa-bisa kamu membeli gitar dari iklan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar